SELAMAT MEMBACA
Senin, November 09, 2009
sekilas sejarah KERAJAAN KUTAI KARTANEGARA
Dari prasasti tersebut dapat diketahui adanya sebuah kerajaan dibawah kepemimpinan Sang Raja Mulawarman, putra dari Raja Aswawarman, cucu dari Maharaja Kudungga. Kerajaan yang diperintah oleh Mulawarman ini bernama Kerajaan Kutai Martadipura, dan berlokasi diseberang kota Muara Kaman.
Pada abad ke 17 agama Islam diterima dengan baik oleh Kerajaan Kutai Kartanegara. Selanjutnya banyak nama-nama islami yang akhirnya digunakan pada nama-nama raja dan keluarga kerajaan Kutai Kartanegara. Sebutan raja pun diganti dengan sebutan sultan. Sultan yang pertama kali menggunakan nama islam adalah Sultan Aji Muhammad Idris (1735-1778). Tahun 1732, ibukota kerajaan Kutai Kartanegara pindah dari Kutai Lama ke Pemarangan.
Pada tahun 1780, Aji Imbut berhasil merebut kembali ibukota Permarangan dan secara resmi dinobatkan sebagai Sultan dengan gelar Sultan Aji Muhammad Muslihuddin di istana kesultanan Kutai Kartanegara. Aji Kado dihukum mati dan dimakamkan di Pulau Jembayan.
Aji Imbut gelar Sultan Aji Muhammad Muslihuddin memindahkan ibukota kesultanan Kutai Kartanegara ke Tepian Pandan pada tanggal 28 September 1782. Perpindahan ini dilakukan untuyk menghilangkan pengaruh kenangan pahit masa pemerintahan Aji Kado dan Pemarangan dianggap telah kehilangan tuahnya. Nama Tepian Pandan kemudian diubah menjadi Tangga Arung yang berarti Rumah Raja, lama kelamaan Tangga Arung lebih populer dengan sebutan Tenggarong dan tetap bertahan hingga kini.
Pada tahun 1838, Kesultanan Kutai Kartanegara dipimpin oleh Sultan Aji Muhammad Salehuddin setelah Aji Imbut mangkat pada tahun tersebut.
pada tahun 1959, berdasarkan undang-undang nomor 27 Tahun 1959 tentang pembentukan daerah-daerah Tingkat II di Kalimantan, wilayah daerah istimewa Kutai dipecah menjadi 3 Daerah Tingkat II, yakni:
1. Daerah Tingkat II Kutai dengan ibukota Tenggarong
2. Kotapraja Balikpapan dengan ibukota Balikpapan
3. Kotapraja Samarinda dengan ibukota Samarinda
Kabupaten Kutai Kartanegara merupakan kelanjutan dari kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura. Setelah RI berdiri, pada tahun 1947. Kesultanan Kutai Kartanegara dengan status daerah Swapraja Kutai, masuk kedalam federasi Kalimantan Timur bersama-sama daerah kesultanan lainnya, seperti Bulungan, Samabaliung, Gunung Tabur dan Pasir. Kemudian pada 27 Desember 1945 masuk dalam RI Serikat (RIS) daerah otonom/daerah istimewa tingkat kabupaten berdasarkan undang-undang darurat nomor 3 Tahun 1953.
Berdasarkan undang-undang nomor 27 Tahun 1959, status daerah istimewa Kutai dihapus dan daerah ini dibagi menjadi 3 daerah Tingkat II, yakni:
1. Kotamadya Balikpapan dengan ibukota Balikpapan
2. Kotamnadya Samarinda dengan ibukota Samarinda
3. Kab. Kutai dengan ibukota Tenggarong
Pada tahun 1999, wilayah Kabupaten Kutai dimekarkan menjadi 4 daerah otonom berdasarkan undang-undang nomor 47 Tahun 1999, yakni:
1. Kab. Kutai dengan ibukota Tenggarong
2. Kab. Kutai Barat dengan ibukota Sendawar
3. Kab. Kutai Timur dengan ibukota Sangatta
4. Kota Bontang dengan ibukota Bontang
Tanggal 23 Maret 2002, Presiden RI Megawati Soelkarno Puteri menetapkan penggunaan nama Kabupaten Kutai Kartanegara melalui peraturan Pemerintah RI nomor 8 Tahuna 2002 tentang perubahan nama Kabupaten Kutai Kartanegara.
tuani sianipar
Kamis, November 05, 2009
KEMILAU NUSANTARA BANDUNG 2009
Peserta pameran “Kemilau Nusantara 2009” diikuti oleh beberapa Propinsi/Kabupaten/Kota seperti, Pemkot Bontang, Propinsi Kaltim, Kabupaten Kutai Kartanegara, Sumatera Selatan, Papua, Kabupaten Bandung, Cimahi, Tasik Malaya, Bogor, Depok, dan beberapa Instansi lainnya, masing-masing memamerkan obyek-obyek wisata unggulan daerah masing-masing, souvenir, handycraf, batik, kuliner tradisional, biro travel, dll.
Kamis, 29 Oktober 2009
Tepat pukul 10.45 acara pembukaan diawali dengan persembahan dari Orkestra Angklung Institute. Pembukaan pameran ini turut dihadiri oleh: Hj.Tetty Prasetiani (Ketua Dekranasda Jawa Barat), Sandi Dede Yusuf, Ir. H. Hendiwan, MM (Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata/Ketua Panitia), para tamu undangan dari 17 Propinsi, 17 Kabupaten dan 8 Mitra Usaha.
Ir. H. Hendiwan, MM (selaku Panitia) dalam sambutannya menyampaikan, terima kasih atas kehadiran para undangan dan peserta pameran yang turut serta berpartisipasi dalam pameran ini. Kemudian Hj. Tetty Prasetiani (Ketua Dekranasda Jawa Barat) yang sekaligus membuka pameranini, dalam sambutannya menyampaikan, seni dan budaya Indonesia sangat luar biasa, lahan pertanian akan berkurang, kita harus memikirkan peluang ekonomi, salah satunya adalah seni budaya, makanan daerah/tradisional harus dikembangkan, ragam makanan wisata kuliner peluangnya sangat besar, 30 % peluang lowongan pekerjaan tersebut, ini akan mengurangi para TKI ke luar negeri. Dalam kesempatan ini juga dijelaskan bahwa selama ini Indonesia belum mempunyai payung hukum dalam menaungi industri – industri kecil. Kita patut bersyukur bahwa salah satu warisan budaya kita seperti Batik telah diakui dunia.
Kemilau merupakan sarana mempromosikan produk produk tradisional kita seperti kuliner (makanan tradisional), para perajin handal handycraft kita, souvenir dll. Masyarakat Indonesia sangat diacungi jempol karena sangat mempercayai produk unggulan kita, kita harus bertekad untuk kontribusi daerah.
Pameran Kemilau Nusantara 2009 seara resmi dibuka dan kemudian pelepasan balon ke udara oleh Hj. Tetty Prasetiani dan Sandy Dede Yusuf secara bersama-sama, dan dilanjutkan peninjauan arena stand pameran.
Hari pertama pembukaan, stand Kutai Kartanegara banyak yang dikunjungi para tamu. Brosure separuh habis, tapi buku-buku wisata dan salasilah Kutai habis dibagikan kepada para tamu khusus. Banyaknya pengunjung selain tamu yang datang membuat penjaga stand kewalahan melayani memberikan informasi tentang obyek wisata Kutai Kartanegara. Para pengunjung rata-rata mengagumi akan keindahan Pulau Kumala dan Kota Tenggarong serta sebagian menanyakan apa saja fasilitas yang ada di Pulau Kumala.
Sabtu, 31 Oktober 2009
Pukul 10.01 acara penutupan yang dihadiri oleh Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat, Wakil Bupati Serang, Hj. Netty Prasetiani (Ketua Dekranasda Jawa Barat), Ir. H. Hendiwan, MM (Kadis Budpar Bandung), Ketua DPRD Bandung, mewakili DPR Pusat, para Dirjen dan Undangan lainnya. Acara diawali dengan prosesi permainan kawinan Jawa Barat, serta pembacaan janji atlet Alim Paido (pertandingan olah raga tradisional Jawa Barat). Dalam kesempatan ini, juga dilaksanakan Kirab Budaya dari masing-masing peserta pameran serta para kontingen lainnya seperti Garut, Tasik Malaya, Kabupaten Bandung, Cimahi, Cianjur, Bogor, Depok, Cirebon, Subang, Bontang, Papua, dll. Dalam kirab ini panitia mengadakan penilaian kepada masing-masing kontingen setelah melakukan atraksi budaya di depan panggung kehormatan. Antusiasnya pengunjung untuk menyaksikan kirab ini mengakibatkan para penonton berjubel kedepan sehingga menutupi pandangan para tamu di bangku kehormatan.
Pada jam yang sama ai arena stand, menjelang sore hari (pukul 17.00) para pengunjung mulai berjubel, baik dari kalangan mahasiswa, perorangan dan keluarga.
Pukul 19.00 wib para peserta pameran sudah mulai menutup standnya karena pengunjung sudah mulai berkurang, tapi stand Kukar masih melayani pengunjung walaupun yang datang satu atau dua orang, dan tepat pukul 20.00 wib stand Kukar dibongkar karena pengunjung sudah mulai sepi, dan aturan dari panitia bahwa stand berakhir pada pukul 21.00 wib.
tuani sianipar
salasilah RAJA-RAJA KUTAI KARTANEGARA
1.Aji Batara Agung Dewa Sakti : 1300-1325
2.Aji Batara Agung Paduka Nira : 1325-1360
3.Maharaja Sultan : 1360-1420
4.Raja Mandarsyah : 1420-1475
5.Pangeran Tumenggung Bayabaya : 1475-1545
6.Raja Makota : 1454-1610
7.Aji Dilanggar : 1610-1635
8.Pangeran Sinum Panji Mendapa ing Martapura : 1635-1650
9.Pangeran Dipati Agung ing Martapura : 1650-1665
10.Pangeran Dipati Maja Kusuma ing Martapura : 1665-1686
11.Aji Ragi gelar Ratu Agung : 1686-1700
12.Pangeran Dipati Tua ing Martapura : 1700-1710
13.Pangeran Anum Panji Mendapa ing Martapura : 1710-1735
14.Sultan Aji Muhammad Idris : 1735-1778
15.Sultan Aji Muhammad Aliyeddin : 1778-1780
16.Sultan Aji Muhammad Muslihuddin : 1780-1816
17.Sultan Aji Muhammad Salehuddin : 1816-1845
18.Dewan Perwalian : 1845-1850
19.Sultan Aji Muhammad Sulaiman : 1850-1899
20.Sultan Aji Muhammad Alimuddin : 1899-1910
21.Dewan Perwalian/Pangeran Mangku Negoro : 1910-1920
22.Sultan Aji Muhammad Parikesit : 1920-1960
SALASILAH RAJA-RAJA KUTAI KARTANEGARA
1.Aji Batara Agung Dewa Sakti : 1300-1325
(Raja yang pertama turun dari langit)
2.Aji Batara Agung Paduka Nira : 1325-1360
3.Maharaja Sultan : 1360-1420
4.Aji Raja Mandarsyah : 1420-1475
5.Aji Pangeran Tumenggung Baya baya : 1475-1525
6.Aji Makota Mulia Islam : 1525-1600
7.Aji ……………… : 1600-1605
8.Aji Pangeran Sinum Panji Mendapa : 1605-1635
9.Pangeran Dipati Agung : 1635-1650
10.Aji Pangeran Dipati Mojo Kasuma : 1650-1686
11.Aji Ratu Agung : 1686-1700
12.Aji Pangeran Dipati Tua : 1700-1730
13.Aji Pangeran Dipati Anum : 1730-1732
14.Aji Sultan Muhammad Idris : 1732-1739
15.Aji Sultan Muhammad Muslihuddin : 1739-1780
16.Aji Sultan Muhammad Salehuddin : 1880-1850
17.Aji Sultan Muhammad Sulaiman : 1850-1899
18.Aji Sultan Muhammad Alimuddin : 1899-1915
19.Aji Sultan Muhammad Parikesit : 1915-
* dikutip dari Memori Kutai, periksa juga yang dimuat oleh Kementrian Penerangan halaman : 417
SILSILAH RAJA-RAJA KUTAI KARTANEGARA
1.Aji Batara Agung Dewa Sakti : 1380-1410
2.Aji Batara Agung Paduka Nira : 1410-1450
3.Maharaja Sultan : 1450-1500
4.Raja Mandarsyah : 1500-1530
5.Pangeran Tumenggung Baya baya : 1530-1565
6.Raja Makota : 1665-1605
7.Aji Dilanggar : 1605-1635
8.Pangeran Sinum Panji Mendapa : 1635- ?
9.Pangeran Dipati Agung Ing Martapura : ? - ?
10.Aji Pangeran Dipati Modjokusuma : ----------
11.Aji Ragi gelar Ratu Agung : 1700- ?
12.Pangeran Dipati Tua ing Martapura : ----------
13.Pangeran Anum panji Mendapa ing Martapura : 1710-1735
alias Manuh Pemaranyan
14.Sultan M. Idris Maslag Codin Idris : 1735-1780
15.Sultan M. Musiihuddin : 1780-1816
16.Sultan M. Calihuddin : 1816-1845
17.Sultan M. Soleman : 1845-1899
18.Sultan Muhammad Alimuddin : 1899-1910
19.Aji Muhammad Parikesit : 1910-
* Silsilah dengan urutan tahun menurut Eisenberger yang dikutip dari Ami Hassan op. cit, p.69-74
Kamis, Oktober 08, 2009
HALAL BIHALAL
"Dengan hikmah halal bihalal, silaturahmi kita tingkatkan rasa kebersamaan dan persatuan untuk mewujudkan masyarakat Kutai kartanegara yang cerdas, berahlak mulia, adil, mandiri dan sejahtera",
demikian tema hala bihalal yang dilaksanakan oleh kepala Dinas kebudayaan dan Pariwisata beserta keluarga dengan jajaran staf Disbudpar, instansi lainnya, para undangan dan kerabat terdekat di Tenggarong Seberang pada hari Rabu 7 Oktober 2009.
Drs.H.M.Idrus Sy,M.Si menyampaikan ucapan terima kasih atas kehadiran para undangan, ada yang jauh-jauh datang dari Kembang Janggut, Muara badak, dll. Ada sekitar 200 orang yang hadir pada acara tersebut. Halal bihalal ini juga disuguhi siraman rohani/ceramah dan doa agar kedepan masyarakat Kutai Kartanegara tetap cerdas.
Sekali lagi saya mengucapkan banyak terima kasih atas kehadirannya dalam rangka silaturahmi dan halal bihalal. Saya sekarang berada di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kukar, jadi nuansa-nuansa seni, budaya sudah mulai mengalir, ujar beliau.
Disela-sela sambutannya, Drs.H.M.Idrus Sy,M.Si melontarkan beberapa pantun, seperti:
buluh ditebang dijadikan pagar tanaman agar tidak diganggu binatang peliharaan jauh-jauh para undangan berdatangan kami ucapkan terimakasih atas perhatian waduk panji sukarame tempat wisata permainan disana juga terdapat danau ikan berlaku ramai dan halal bihalal itu tujuanDemikian yang dapat kami sampaikan, semoga kita semua mendapat berkat...amin...
Setelah penyampaian ceramah dan doa, kemudian Drs.H.M.Idrus Sy,M.Si beserta keluarga dan didampingi oleh DR.H.A.R.M Haryanto Bahroel bersalaman dengan para undangan.
tuani sianipar
Rabu, September 16, 2009
MEMBANGUN SILATURAHMI
Kepala dinas Kebudayaan dan Pariwisata Drs.H.M.Idrus Sy,M.Si pada Rabu 16 September 2009 dalam tema "Membangun Silaturahmi Keluarga Besar" BUDPAR memberikan paket lebaran kepada Staf Budpar bertempat di ruang aula Disbudpar.
Menurut salah satu staf bagian promosi Misnawati,S.Sos menyampaikan bahwa pemberian paket ini sangat membantu meringankan keperluan di rumah dalam menyambut lebaran 2009 (1430 H), ucapan terima kasih disampaikan kepada Kepala Dinas atas pemberian paket ini. Beliau menyarankan agar di tahun-tahun yang akan datang lebih ditingkatkan lagi.
SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1430 H
Minal 'Aidin wal fa'izin - Mohon maaf lahir dan bathin
tuani sianipar
Kamis, September 10, 2009
JOURNAL MAHASISWA KKN UNMUL
Tenggarong
Menjadi mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kompetensi Kelompok 007 di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kutai Kartanegara benar-benar memberikan kesan tersendiri bagi kami. Dari awalnya saja, untuk masuk ke Dinas ini, kami butuh “perjuangan” panjang. Mulai dari
Tapi perjuangan kami itu tidak sia-sia. Masuk sebagai mahasiswa KKN di dinas ini bukan berarti kami diperlakukan “berbeda”. Sambutan staf-staf dan pegawai-pegawai Disbupar pada kami sangat ramah. Tidak ada satupun pegawai yang mendiskriminasikan kami. Kami diperlakukan sama seperti staf dan pegawai lainnya.
Bukan hanya itu, setiap ada kegiatan yang diselenggarakan oleh Disbudpar, kami selalu diajak untuk ikut berpartisipasi. Diantaranya adalah Festival Erau Adat Tempong Tawar (yang juga menjadi puncak kesibukan kami di dinas ini), mangikuti kegiatan Pelatihan Pemandu Wisata, menjadi pramuwisata (tourist guide), bahkan sampai kegiatan administratif di kantor sehari-hari, seperti mengisi situs Disbudpar, mengetik
Terima kasih kami pada Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Drs. H. M. Idrus Sy, M.Si yang mau menerima dan membimbing kami, Sekretaris H. Fachrodin (lewat tangan Bapak lah kami bisa menginjakkan kaki di kantor ini), Kepala Bidang Umum Drs. Supriyadi yang sangat membantu kami dari awal bekerja di kantor dan mau menempatkan kami sesuai dengan program studi kami, kemudian tak lupa pula pada Kepala Bidang tempat kami bekerja: Kabid Kebudayaan, Kabid Pemasaran, Kabid Keuangan, dan juga Kasi-Kasi kami, Kasi Promosi, Kasi Jarahnitra, dan Keuangan. Kepada para staf-staf yang sudah berbaik hati pada kami, terima kasih tak terhingga juga tak lupa kami ucapkan.
Sebaliknya, semoga kehadiran kami juga bisa berkesan di hati seluruh pegawai dan staf Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kutai Kartanegara.
Mahasiswa KKN Universitas Mulawarman Kompetensi Kelompok 007 : Jusmalia Oktaviani, Retno Wulandari, Akhmad Hazairin, Marlisa Audya Putri, dan Lita Astriana.
***
SEKILAS SEJARAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
SEKILAS SEJARAH
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
Ditinjau dari sejarah
Dari prasasti tersebut dapat diketahui adanya sebuah kerajaan dibawah kepemimpinan Sang Raja Mulawarman, putera dari Raja Aswawarman, cucu dari Maharaja Kudungga. Kerajaan yang diperintah oleh Mulawarman ini bernama Kerajaan Kutai Martadipura, dan berlokasi di seberang
Pada abad ke-17 agama Islam diterima dengan baik oleh Kerajaan Kutai Kartanegara. Selanjutnya banyak nama-nama Islami yang yang akhirnya digunakan pada nama-nama raja dan keluarga kerajaan Kutai Kartanegara. Sebutan raja pun diganti dengan sebutan Sultan. Sultan yang pertama kali menggunakan nama Islam adalah Sultan Aji Muhammad Idris (1735-1778). Tahun 1732, ibukota Kerajaan Kutai Kartanegara pindah dari Kutai Lama ke Pemarangan.
Pada tahun 1780, Aji Imbut berhasil merebut kembali ibukota Pemarangan dan secara resmi dinobatkan sebagai sultan dengan gelar Sultan Aji Muhammad Muslihuddin di istana Kesultanan Kutai Kartanegara. Aji Kado dihukum mati dan dimakamkan di Pulau Jembayan.
Aji Imbut gelar Sultan Aji Muhammad Muslihuddin memindahkan ibukota Kesultanan Kutai Kartanegara ke Tepian Pandan pada tanggal 28 September 1782. perpindahan ini dilakukan untuk menghilangkan pengaruh kenangan pahit masa pemerintahan Aji Kado dan Pemarangan dianggap telah kehilangan tuahnya. Nama Tepian Pandan kemudian diubah menjadi Tangga Arung yang berarti Rumah Raja, lama-kelamaan Tannga Arung lebih popular dengan dengan sebutan Tenggarong dan tetap bertahan hingga kini.
Pada tahun 1838, Kesultanan kutai Kartanegara dipimpin oleh Sultan Aji Muhammad Salehuddin setelah AjiImbut mangkat pada tahun tersebut.
Pada tahun 1959, berdasarkan UU No. 27 Tahun 1959 tentang “Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II di Kalimantan”, wilayah Daerah Istimewa Kutai dipecah menjadi 3 daerah Tingkat II, yakni :
1. Daerah Tingkat II Kutai dengan ibukota Tenggarong
2. Kotapraja Balikpapan dengan ibukota
3. Kotapraja Samarinda dengan ibukota Samarinda
Kabupaten kutai Kartanegara merupakan kelanjutan dari kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura. Setelah Republik
Berdasarkan UU No. 27 tahun 1959, status daerah istimewa Kutai di hapus dan daerah ini dibagi menjadi 3 daerah tingkat II, yakni :
1. Kotamadya Balikpapan dengan Ibukota Balikpapan
2. Kotamadya Samarinda dengan Ibukota Samarinda
3. Kabupaten Kutai dengan Ibukota Tenggarong
Pada Tahun 1999, wilayah kabupaten Kutai dimekarkan menjadi empat daerah otonom berdasarkan UU No. 47 tahun 1999, yakni :
1. Kabupatern Kutai dengan Ibukota Tenggarong
2. Kabupaten Kutai Barat dengan Ibukota Sendawar
3. Kabupaten Kutai Timur dengan Ibukota Sangatta
4. Kota Bontang dengan Ibukota Bontang
Based on history,
From the inscription, it is known a kingdom by The King Mulawarman, a prince of The King Aswawarman and a grandson of the King Kudungga. The Kingdom is Kutai Martadipura and is located across Muara Kaman city.
In 17th century, Kutai Kartanegara kingdom began to accept Islam. Thereafter names of the King and Kingdom’s family use Moslem’s names. The names of the king was also changed into Sultan. The first Sultan used Moslem name was Sultan Aji Muhammad Idris (1735-1778). In 1732, the capital city of
In 1780, Aji Imbut successfully taked back the capital city Pemarangan and then was officially appointed as Sultan with honour Sultan Aji Muhammad Muslihuddin in
Sultan Aji Muhammad Muslihuddin replaces the capital city of
1. Kutai region with the capital city Tenggarong
2. Municipality
3. Municipality Samarinda with the capital city Samarinda
Basically, Kutai Kartanegara regency is a consecutive government of
According to law emergency number 3 year 1953, the status of Swapraja Region of Kutai was changed into special Region of Kutai that holded special autonomy region status at regional level.
Based on Law number 27 year 1959, the status of special region of Kutai was removed and this region was divided into 3 regions as below :
1. City of
2. City of
3. Kutai Regency
In 1999, the
1. Kutai regency with the capital city Tenggarong
2.
3.
4. City of
On 23 March 2002, Megawati Soekarno Putri, the President of Republic of Indonesia regulated the new name Kutai Regency becoming Kutai Kartanegara Regency through government Statute number 8 year 2002 on changing Name of Kutai Kartanegara Regency.
tuani sianipar
Rabu, September 09, 2009
DANCE of KUTAI KARTANEGARA
GANJAR GANJUR DANCE
The Ganjar Ganjur dance is an original tradition of the Kutai Kartanegara palace and usually perform in big ceremonies conducted by the relatives of the Palace such as: ceremony to welcome the great guest, the ERAU traditional ceremony, the prince Crowned ceremony, etc. Perform by male dancer called “Beganjar” and female dancer called “Beganjur”.
The male dancer wear costum called “Miskat” as the shirt, and “Dodot” as the pans, while the female wear “Tawo” as the shirt and “Tapih” as the pans. Each dnacer brings a kind of dancing equipment called “Gada” for male and “Kipas” for female. The music used in this dance is gamelan consist of “Bonang” as the melodies and gendang to support it.
JEPEN SAMUNING ANAK DARA DANCE
The art of “Jepen” (in Kutai language) is the art of Malay tradition of Kutai Kartanegara Society. In Malay term (Sumatera), this called Zapin. This art has live and grow in accordance with Islam civilization entered Kutai Kartanegara,
It is dance that not leave its origin manner which is called the manner of honor, wave, half and full samba, gengsot, broken chicken, horse shoes, etc.
KANCET LASAN PO’BURUY DANCE
Kancet Lasan Po’ Buruy is a dance from Dayak Kenyah tribe in Hinterland of Kutai Kartanegara, East Kalimantan. This dance tells about a group of young man hunting in the forest but came up with nothing, until they saw a bird called Enggang bird. It flew from a tree to tree. And they capture it, then there was an argue about having the bird kept a live or killed. In the middle of argumentation, the bird surprisingly turned into a beautiful princess and beg them not to kill her and promised to give a dancing lesson to all the young villagers. After the princess finished giving the dancing lesson, she asked to be released, so she can fly back to nirvana and they released her with joyful. Therefore the Enggang bird a symbol of peace and becomes a symbol of nobleness of the Dayak Kenyah Tribe.
MEMPANK BEKAWAT DANCE
Is the dance that not leave the origin basic move of Bekian dance, “Ngelawai” dance, “Gantar” dance, which comes from the Dayak Benuaq-Tunjung tribe. Inspired from a ritual ceremonies to heal disease and illnesses started with “Memang” and followed with the sound of God’s flute as a symbol of calling the spirit and ended with praising the spirits to ask for help. Other music instrument that is used in this dance are Kelentangan /Gamelan Benuaq-Tunjung, Gendang, and Gong.
tuani sianipar
Senin, Agustus 31, 2009
SARASEHAN/PERTEMUAN PRESBITER
Seiring dengan berjalannya waktu dan padatnya kegiatan pelayanan di GPIB Efata Tenggarong dan juga dengan semakin dekatnya pengetokan anggaran untuk tahun anggaran 2010 di Pemkab Kutai Kartanegara, maka Pdt. Yorinawa Salawangi, S.Th selaku KMJ beserta dengan Presbiter setelah usai Ibadah minggu pagi dilajutkan dengan Sarasehan/Pertemuan dengan para Presbiter di Jemaat GPIB Efata Tenggarong, dimulai pukul 11.21 yang diawali dengan satu pujian yang dipimpin oleh Pdt. Yorinawa Salawangi, S.Th.
Pertemuan ini membicarakan:
1. Panitia Pembangunan
2. Pengadaan sarana transportasi roda empat
3. Keberadaan beberapa anggota Presbiter yang non aktif
4. Koordinasi kegiatan pelayanan
5. Pembelian LCD
Dalam pertemuan ini terjadi pro dan kontra dalam pengambilan keputusan, dan akhirnya disepakati bahwa Panitia Pembangunan dipercayakan kembali kepada Dkn.C.Bernard Robert (Ketua), Sdr.frans Kunsiang (Sekretaris), Ny.Yudiarta (Bendahara). Nantinya panitia ini akan membuat Master Plant (Program Panjang) dalam pembangunan seperti untuk ASM, Parkir, Konsistori, Pastori, dll. Kemudian juga disepakati bahwa pengadaan kendaraan roda empat akan diupayakan mengingat kondisi pelayanan yang sangat membutuhkan.
Keputusan yang diambil untuk penggantian majelis yang sakit ataupun yang sudah meninggal dunia, atau karena pindah dan berhalangan karena pekerjaan, para presbiter menyepakati bahwa tidak ada penambahan atau penggantian karena presbiter yang ada sekarang masih memadai.
Selain dari beberapa topik diatas, diakhir pertemuan juga dibicarakan tentang pembentukan Panitia natal Jemaat Efata Tenggarong yang nantinya akan di panitiai oleh BPK PKB, dan akan bergilir dengan BPK lain ke depan. Dan PPMJ (Peraturan Pelaksana Majelis Jemaat), Pdt.Yorinawa salawangi,S.Th menjelaskan bahwa di PPMJ ada aturan yang prinsip/sesuai dengan tatanan gereja, ada format dari MS, dan kebijakan setempat, dan tentunya nama yang diusulkan akan disetujui oleh MS.
Pertemuan diakhiri pukul 2.27, dan satu pujian dari KJ.26 dan ditutup dengan doa oleh Pnt.Yohanis Billan.
tuani sianipar
PENEGUHAN PELAYAN PA
Pada Ibadah Minggu pagi, 30 Agustus 2009 yang dipimpin oleh Pdt. Yorinawa Salawangi, S.Th di Efata Tenggarong, diadakan Peneguhan bagi 7 orang Pelayan PA, seperti: Agustina Palembon, Mestia Siahaan, Vivi Massora, Ovra, Lorent Sirenden, Jorani Kende dan Erika Saragi.
Peneguhan ini dimaksudkan adalah karena belum diteguhkannya para Pelayan yang lama yang selama ini sudah melayani di PA, dan diantaranya juga ada sebagian penambahan yang kurang bagi Pelayan PA.
Pdt. Yorinawa Salawangi, S.Th menjelaskan bahwa peneguhan ini ditujukan untuk lebih bertanggung jawab kepada pelayanan, sekarang ini sudah ada 13 orang Pelayan PA di Efata Tenggarong.
Rencananya kedepan Pelayan PA dan PT akan dibuat jadwal rotasi pelayanan untuk menutupi kekurangan pelayan, demikian Pdt. Yorinawa Salawangi, S.Th menjelaskan.
tuani sianipar
Jumat, Agustus 28, 2009
Jumat, Agustus 14, 2009
Pulang Kampung
Dua minggu ijin yang diberikan oleh Kadis Budpar Drs.H.M.Idrus Sy,M.Si kepada saya (tuani sianipar) langsung digunakan dengan sebaik-baiknya untuk pulang kampung ke Kota Balige-Kab.Tobasa.
Perjalanan berawal dari Kota Padang-Sumbar, setelah melakukan tugas dinas selama seminggu untuk kegiatan pameran obyek wisata. Perjalanan dari Padang berangkat tanggal 10 Agustus 2009 pkl. 14.30 dan tiba di Balige pkl. 07.00 pagi. Rasa rindu yang terpendam selama diperantauan langsung terobati dengan menginjakkan kaki seturun dari bis ALS di kota Balige, berjumpa dengan orang tua, keluarga, tema-teman, dll.
Kota Balige memang tidak ada perubahan, dari dulu sebelum Kabupaten sampai sekarang setelah Kabupaten, hanya rumah-rumah penduduk yang yang banyak bertambah, itu mungkin karena pertambahan penduduk kota Balige yang bekerja sebagai PNS di Pemkab Tobasa. Fasilitas tidak ada yang dibangun Pemkab, sarana dan prasarana wisata yang tidak terawat, pasar balerong sebagai ciri khas kota Balige yang sembrawut dan semakin sempit, terminal yang tidak tahu modelnya seperti apa, pelabuhan kapal balige yang tidak terawat, tapi itulah Balige, kampung halamanku, tetap kucintai, apapun yang terjadi bagimu kota Balige kau tetap kudukung, kau adalah kota kelahiranku, aku ingin bersemayam di pelukanmu, aku cinta kota Balige.
tuani sianipar
Pameran "Padang Expo 2009"
Padang, 10 Agustus 2009
Setelah pelaksanaan Pesta Adat ERAU Tempong Tawar 26 Juli s/d 3 Agustus 2009 yang dipanitiai oleh Disbudpar Kukar yang sangat melelahkan, Disbudpar Kukar langsung menuju Kota Padang-Sumbar untuk mengadakan pameran tentang obyek wisata.
Berawal dari telaahan staf yang di disposisikan oleh Kadisbudpar Kutai Kartangara Drs.H.M.Idrus Sy,M.Si untuk kegiatan Pameran Obyek Wisatadi Kota Padang-Propinsi Sumbar dari tanggal 31 Juli s/d 10 Agustus 2009.
Rombongan pameran Disbudpar Kukar langsung dipimpin Kadis Budpar dan diikuti oleh beberapa staf.
Pameran berlangsung dengan meriah, banyak pengunjung yang antusias akan keunikan kebudayaan Kukar, juga dengan obyek wisatanya yang sangat indah. Disamping itu pengunjung juga sangat tertarik dengan hasil kerajinan yang dipamerkan.
Buku-buku dan brosur tentang obyek wisata khususnya buku Panduan Wisata dan buku Salasilah Kutai sangat diminati pengunjung. Mereka mananyakan tentang Kutai yang dulunya adalah Kerajaan Tertua di Indonesia dan Pesta Budaya tentang ERAU dan Suku Dayaknya.
Setelah dari Padang, pada bulan Oktober nanti Disbudpar Kukar akan mengadakan promosi juga ke daerah Bali dan Australia, dan langsung dipimpin oleh Kadis Budpar Kukar Drs.H.M.Idrus Sy,M.Si.
tuani sianipar