TRADISI KUTAI KARTANEGARA
DESA BUDAYA PONDOK LABU
Pondok Labu Tenggarong
Desa Budaya Pondok Labu dihuni oleh masyarakat Dayak Benuaq.
Mereka berimigrasi ke desa Pondok Labu thn 1980. Di desa ini terdapat Lamin
yang masih digunakan sebagai tempat hunia bersama, upacara adat dll.
Kelengkapan rumah berupa patung manusia dari kayu (belontang) yang sebelumnya
berada di belakang rumah sudah dipindahkan kedepan rumah lain agar tetap
terjaga kelestarian dan keamanannya. Pada patung tersebut banyak terdapat
patung binatang yang dipahatkan bersama dengan belontang ini, yang mengisahkan
perilaku si mati pada saat masih hidup. Di rumah lamin pada saat ini masih
disimpan alat musik tradisional seperti jatungutang, kelintang, gendang, gong,
dll. Setiap tahun masyarakat setempat masih melaksanakan upacara Ngu Gu Tahun.
TEMPELAK PONDOK LABU
Pondok Labu, Loa Ipuh
Kelompok pemakaman dan tempat penyimpanan tulang belulang
anggota keluarga orang Dayak Benuaq adalah Tempelak (wadah kubur dari kayu).
Letak tempat pemakaman tersebut berjarak kurang lebih 200 mtr di belakang rumah
lamin. Pemakaman itu terletak pada sebuah bukit kecil tujuannya agar tidak
terkena banjir pada saat musim hujan. Sampai sekarang tempat tersebut masih
digunakan sebagai tempat pemakaman.
PEMUKIMAN DAYAK
TUNJUNG
Bukit Rajak, Kota
Bangun
Bukit Rajak merupakan salah satu daerah tujuan migrasi suku
Dayak Tunjung dari Engglam dan di tempat ini mereka membentuk pemukiman baru
dan mengembangkan tradisi leluhurnya. Burung elang betina merupakan hewan totem
Dayak Tunjung. Rasi Bintang masih dipergunakan untuk menentukan mulainya suatu
aktivitas seperti berladang atau untuk membaca gejala alam lainnya. Masyarakat
Dayak Tunjung mengenal pula berbagai jenis tanaman yang digunakan untuk
mengobati berbagai penyakit daerah tropis.
PEMUKIMAN KAMPUNG
NAGKA
Kota Bangun Hulu, Kota
Bangun
Lokasi tersebut merupakan pemukiman Dayak Tanjung yang
berasal dari Desa Rajak. Komunitas Dayak Tunjung yang ada di kampung Nangka 7
berasal dari Kecamatan Bigung Kab.Kubar. Kepindahan mereka terjadi karena di tempat
asal jumlah populasi terus bertambah. Salah satu tempat tujuan migrasi mereka
adalah Enggano, sekarang disebut Gelam, di sekitar danau Melintang dan danau
Semayang. Selanjutnya mereka membentuk komunitas di kampung. Nangka 7 di daerah
itu mereka mengembangkan tradisi yang diwariskan dari leluhurnya. Dayak Tunjung
mempunyai ikatan kekerabatan dengan dayak Benuaq, karena merupakan sepupu satu
kali. Sebelum tahun 1980 orang Tunjung menganut keprcayaan animisme, yaitu
kepercayaan kepada kekuatan gaib yang diwujudkan dalam bentuk patung. Selain
itu mereka juga meyakini kekuatan tokoh gaib
Singa Mentit dan Aji Meraja Ungkus. Setelah Misionaris masuk, mereka kemudian
menganut agama Kristen Protestan. Oleh karena itu banyak tradisi yang ditinggalkan,
diganti dengan aturan agama Kristen Protestan.
PEMUKIMAN KEDANG IPIL
Kedang Ipil, Kota
Bangun
Kedang Ipil merupakan perkampungan lama/lawas yang menurut
tokoh adat setempat merupakan cikal bakal kehidupan di Kota Bangun. Masyarakat
di daerah ini sebagian besar memeluk agama Islam. Akan tetapi sebagian
masyarakatnya masih ada yang menganut kepercayaan animisme sehingga masih
sering dijumpai upacara adat seperti Belian. Upacara Belian di daerah ini
menggunakan sarana berupa sesajen yang terbuat dari tumbuh-tumbuhan (daun Aren
dan Anjungan) dan yang lainnya. Saat ini perkampungan di Kedang Ipil sudah
banyak mendapat pengaruh Melayu. Mereka memilih tepian anak sungai Mahakam
sebagai tempat huniannya.
PENGRAJIN PERAHU KOTA
BANGUN
Kota Bangun Seberang,
Kota Bangun
Lokasi tersebut merupakan salh satu pusat pembuatan perahu
ces di kawasan sungai Mahakam. Di lokasi tersebut juga dijumpai tempat
pembuatan kerupuk singkong. Pembuatan perahu tradisional di daerah Kota Bangun
ini biasanya membuat perahu ces, yang menggunakan motor berkapasitas 4-6 orang.
Bahan utama pembuatan perahu adalah kayu yang dibuat oleh sekitar 1-12 orang.
Satu perahu dapat selesai dalam waktu 1-2 minggu.
SENI MUSIK TINGKILAN
KENOHAN I
Tuana Tuha, Kenohan
Jenis seni yang ada di lokasi antara lain seni musik
tingkilan, seeni musik damarwulan, seni tari jepan, seni sastra tarsul (pantun)
yang berisi tentang petuah pada acara perkawinan dan pemberian nama anak. Seni
musik tingkilan di daerah ini dimainkan oleh beberapa orang, dimotori oleh ibu
Peol Munarfah. Seni musik tingkilan ini bersifat hiburan, jadi dapat dimainkan
kapan saja, biasanya untuk memeriahkan acara perkawinan atau sunatan. Selain
seni musik, juga dimainkan seni musik tarsul (pantun) yang dimainkan oleh dua
orang secara bersahut-sahutan. Adapun isi pantun biasanya.
SENI MUSIK TINGKILAN
KAHALA
Kahala, Kenohan
Kegiatan seni yang berlangsung di lokasi adalah seni musik
seperti tingkilan, kelintang/ paluan, seni tari berupa jepen, seni drama berupa
Damar Rulan, seni sastra berupa tarsul. Seni musik tingkilan yang masih
dimainkan oleh beberapa orang secara terbatas di daerah ini dimotori oleh Bapak
Burhan.
PEMUKIMAN DAYAK LONG
BLEH
Long Bleh Alok,
Kembang Janggut
Di desa Long Bleh dijumpai komunitas Dayak Modang, yang
merupakan desa tertua yang ada di wilayah Belayan. Pemukiman penduduk di daerah
ini terletak berjajar di sepanjang tepi sunagai mahakam yang membentang dari
arah Tenggara dan mengalir ke arah Barat Laut. Areal pemakaman terletak di
sebelah Tenggara Kampung. Sedang Rumah Lamin terletak disebelah Timur Laut
Kampung. Menurut keprcayaan lama mereka dunia dan isinya atau Diengselieng Desa
diciptakan oleh orang Metoe yang mempunyai kekuasaan berbeda-beda. Saat ini
suku Dayak Modang di lokasi tersebut telah menganut agama Islam, sehingga tata
kehidupan mereka banyak yang berubah dan mengikuti kepercayaan yang dianut.
DESA BUDAYA DAYAK
RITAN BARU 1
Ritan Baru, Tabang
Lokasi merupakan pemukiman Dayak Kenyah Lepoq Tukung yang
telah ada pada tahun 1970. Masyarakat yang tinggal di sana datang secara
bertahap. Saat ini pemukiman hanya memiliki balai adat yang diberi nama Balai
Bioq. Pada awalnya Dayak Kenyah menetap di tepi sungai Iwan yang berada di
perbatasan Indonesia Malaysia, kemudian pindah ke Metung, Sulungai, Jemahang,
Sungai Barang dan akhirnya menetap di sungai Belayan yang sekarang disebut Desa
Ritan Baru. Mereka sering melakukan pertemuan atau reuni serta acara pulang
kampung ke Apo kayan yang disebut Pakeno Tawai. Setelah misionarsis masuk,
sebagian masyarakat memeluk agama kristen, namun mereka masih mempertahankan
tradisi dan upacara adatnya.
DESA BUDAYA DAYAK
RITAN BARU 1
Ritan Baru, Tabang
Alat musik khas dayak seperti jantungutang dan sambe yang
dimainkan untuk mengiringi tarian seperti Mencaq Udat dan pesta panen. Desa Budaya
Dayak Ritas Baru 2 merupakan pemukiman Dayak Kenyah yang bermigrasi sekitar
tahun 1970. Di desa ini terdapat Sanggar Seni Petanggen Mudip yang sering kali
diminta tampil pada acara-acara tertentu.
PEMUKIMAN DAYAK MUARA
BELINAU
Muara Belianu, Tabang
Desa Muara Belinau merupakan pemukiman Dayak Punan. Bentuk
pemukiman menghadap ke sungai Belayan. Arsitektur rumah dipemukiman tersebut
sudah mendapat pengaruh arsitektur melayu. Tetapi masih dijumpai rumah yang
dihuni oleh beberapa kepala keluarga seperti rumah lamin. Mata pencaharian
umumnya berladang, berburu dan menangkap ikan. Namun generasi mudanya sudah
mengenal penambangan emas secara tradisional. Ciri kedayakan seperti telinga
panjang dan tato masih ditemukan pada orang-orang tua. Kerajinan yang dibuat
dipemukiman tersebut antara lain kerajinan anjat dan manik.
PEMUKIMAN DAYAK MUARA
KEBAQ
Muara Kebaq, Tabang
Masyarakat Desa Muara Kebaq sebagian besar berasal dari
Dayak Kenyah, yang sebagian besar mata pencahariannyasebagai peladang.
Mayoritas masyarakatnya beragama Kristen Protestan. Namun komunitasnya masih
melaksanakan upacara adat.
PEMUKIMAN DAYAK TELUK
BINGKAI
Teluk Bingkai, Kenohan
Pemukiman dayak di
Teluk Bingkai dihuni oleh masyarakat Dayak Tanjung yang berasal dari sekitar
danau Jempang. Mayoritas Suku Dayak Tunjung di daerah ini telah memeluk agama
kristen, meskipun sebagian upaca adat seperti Kwangkai dan Belian.
SENI KRIYA ANYAMAN
TIMBAU ILIR
Tibau Ilir, Tenggarong
Seni kriya berupa kerajinan pembuatan anayam tikar telah
lama dilakukan secara turun temurun. Bahan baku yang di gunakan adalah daun
nipah dan kajang Untuk membuat satu tikar ukuran 1 3 meter di butuhkan waktu
sekitar 1 hari .Sedangkan daerah pemasarannya di daerah Tenggarong dan
sekitarnya.
SENI MUSIK dan TARI
MUARA KAMAN
Muara Kaman
Musik Tingkilan dengan menggunakan gambus, ukelele, bass dan
gendang. Di lokasi tersebut juga dijumpai keroncong Langgam yang digunakan pada
upacara adat perkawinan. Seni tari yang terdapat pada lokasi tersebut adalah
tarian jepen.
SENI MUSIK dan
TARIGUNUNG GAND
Melayu, Tenggarong
Seni musik dan seni tari terhimpun dalam kelompok Seni Karya
Budi, yang di dirikan oleh H. Amran A pada tahun 1975. Kesenian yang di mainkan
adalah musik Tingkilan dan gambus serta tarian Jepen. Musik tingkilan di pertunjukan
dalam acara perkawinan khitanan, selamatan dan lain-lain. Kelompok Seni Karya
Budi telah memebuat rekaman musik tingkilan dalam bentuk kaset dan CD. Musik
tingkilan saat ini telah berkurang penggemarnya, sehingga perlu pembinaan dari
Pemerintah Kab. Kutai Kartanegara agar kesenian ini dapat di lestarikan.
DESA BUDAYA SUNGAI BAWANG
Sungai Bawang, Muara
Badak
Desa Budaya Sungai Bawang Merupakan desa yang di diami oleh
masyarakat Dayak Kenyah yanag telah bermigrasi dari hulu sunagi Mahakam di
sekitar Muara Anca Long. Pada tahun 2006 desa ini di tetapkan sebagai desa
budaya yang bertujuan untuk melestarikan budaya yang di miliki oleh Dayak
Kenyah. Sebagai desa Budaya, saat ini telah di bangun Lamin yang akan di
gunakan sebagai tempat pertemuan adat dan untuk menyimpan perlengkapan
kesenian. Pembuatan Lamin juga bertujuan untuk pengembangan seni dan budaya
seperti seni tari dan seni kriya (anyaman dan kerajinan manik-manik).
KERAJINAN MANIK
SUNGAI BAWANG
Sungai Bawang, Muara Badak
Pekerjaan Pembuatan seni Kriya berupa anyaman dan
manik-manik dilakukan dirumah kepala adat yang juag menjadi Kepala Sekolah.
Bagi masyarakat setempat pembuatan kerajinan anyaman dan manik-manik hanya
merupakan pekerjaan sambilan.
Jenis anyaman yang dibuat antara lain taplak meja, caping
dan hiasan dinding. Motif ukiran yang umum di buat antara lain gambar kepala
manusia, manusia kangkan, dan harimau. Masyarakat setempat sering mendapat
pesanan dari luar daerah. Pemerintah Kabupaten telah memberi bantuan keuangan.
Namun perlu juga ada pembinaan dan bantuan pemasaran, sehingga pekerjaan
kerajinan di desa tersebut bisa berkembang lebih baik lagi.
KERAJINAN KULIT KAYU
JOMOQ
Perjiwa, Tenggarong
Seberang
Aktifitas kerajinan kulit kayu jomoq telah di tekuni oleh Bp. Abdul Somad selama 30 tahun.
Bahan dasar kulit kayu dari pohon jomoq yang di ambil dari wilayah tempat tinggal
pengrajin sendiri. Pada masa lalu kerajinan ini di gunakan untuk membuat cawat dan
rompi (sape sonang), tetapi saat sekarang kerajinan digunakan untuk membuat suvenir,
seperti tas dan dompet. Proses pembuatan kerajinan menggunakan alat pemukul
dari kayu ulin yang bernama heludengan landasan kayu yang benama loncang. Pada
bagian permukaan pemukulnya berbentuk gerigi sehingga bila di pukulkan akan membentuk.
Setelah dipukul, kulit kayu dijemur selama 1 jam. Saat ini pengrajin hanya tinggal
10 KK. Hasil kerajinan kulit jomoq di pasarkan di Pasar Seni Tenggarong.
LAMIN ADAT BENOAQ
Berjiwa, Tenggarong
Seberang
Lamin adat Benoaq telah berdiri sekitar 10 tahun yang lalu.
Saat ini kondisi Lamin belum selesai semua. Lamin telah memiliki patung
Blontang. Lamin Adat Benoaq sudah sering digunakan untuk upacara Kwangkai dan
Ngu Gu Tahun.
DESA BUDAYA LUNG ANAI
Lung Anai, Loa Kulu
Desa Budaya Lung Anai dihuni oleh masyarakat Dayak Kenyah
yang bermigrasi ke tempat ini dari daerah
Apo Kayan sekitar tahun 1970 desa ini dikukuhkan sebagai desa Budaya
yang tujuannya melestarikan budaya Dayak Kenyah.Sebagai desa Budaya, desa ini
memiliki Lamin yang berfungsi sebagai tempat berbagai kegiatan masyarakat setempat.
Di desa tersebut masih bertahan seni tari tradisional dan seni kriya (anyaman pembuatan
mandau, dan kerajinan manik-manik).
MUSIK TERBANGAN /
HADRAH SAMBOJA
Karya Jaya, Samboja
Seni musik terbangan merupakan seni musik yang berasal dari
ciamis yang dimainka menggunakan alat musik terbangan, gendang dan
krecek.kesenian terbangan dimainkan minimal oleh 10 orang. Kesenian ini di
mainkan disertai dengan nyanyian bahasa Arabyang diambil dari kitab Barjanji.
Kesenian ini di mainkan untuk mengarak pengantin pria menuju rumah penganti
wanita. Pada hari-hari besar islam,kesenian ini sering di pentaskan untuk
meriahkan acara tersebut.
PENGRAJIN PERAHU
MARANG KAYU
Kersik, Marang Kayu
Pembuatan perahu tradisional terdapat di Desa Kersik yang
terletak di Pantai Timur Kalimantan. Kerajinanperahu berkembang dengan baik,
karena masyarakat sekitarnya disamping menggunakan kendaraan darat , masih juga
menggunakan transportasi air dengan menggunakan perahu. Bahan utama yang di
gunakan adalah kayu yang kemudian di cat, sesuai dengan keinginan. Jenis perahu
yang sering dibuat adalah perahu Bugis.
DESA BUDAYA LEKAQ
KIDAU
Lekaq Kidau, Sebulu
Desa Budaya Lekaq Kidau merupakan desa yang didiami oleh
masyarakat Dayak Kenyah. Desa tersebut telah mendapat pembinaan dari
Pemerintah. Di desa ini terdapat rumah lamin, seni ukir patung, seni kriya
(nyaman manik-manik). Upacara-upacara tradisional hingga kini masih
dilaksanakan tetapi hanya sebagai atraksi budaya karena masyarakat Dayak Kenyah
yang tinggal di desa tersbut telah beragama Kristen Protestan.
TINGKILAN MUARA
MUNTAI
Pondana Kayu Batu,
Muara Muntai
Musik Tingkilan dan Gambus yang dimainkan mempergunakan
alat-alat musik berupa gambus (sejenis gitar berdawai enam), ukulele, selo,
ketipung (gendang kecil) lading dan biola. Musik tingkilan biasanya disertai
pula dengan nyanyian oleh dua orang dgn bersahut-sahutan yang biasanya berisi
tentang nasehat. Musik tingkilan biasanya juga digunakan untuk mengisi tarian
khas Kutai yaitu tari Jepen.
DAMARULA MUARA WIS
Sebemban, Muara Wis
Seni drama atau ketoprak ini, berisi kisah tentang kerajaan
Ramayana yang berasal dari orang laut. Dalam pementasannya diiringi oleh musik
gamelan. Dipentaskan pada perayaan2 hari besar, dan terkadang diundang oleh
Pemerintah. Sayangnya pembinaan dari pihak pemerintah belum ada, sehingga
peralatan pendukung kesenian masih sangat sederhana. Seni drama Damarrulan ini
dikembangkan oleh orang Jawa atau dikenal sebagai ketoprak di Jawa Timur.
Dimainkan oleh 4-8 org untuk mementaskan cerita Ramayana khususnya kisah
penculikan Sinta oleh Rahwana. Dalam pementasannya drama ini diiringi oleh
musik gamelan. Kesenian ini belum mendapat perhatian dari pemerintah daerah sehingga
sulit untuk berkembang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar