Persidangan Sinode Tahunan (PST) GPIB 2024

Persidangan Sinode Tahunan (PST) GPIB 2024 akan dilaksanakan di Musyawarah Pelayanan Kalimantan Timur II sebagai tuan rumah

Rabu, Agustus 31, 2022

 

Ada tiga event penting di bulan agustus bersejarah ini (28/8/2022), pertama penthabisan dan pelembagaan GPIB Hosana Loa Ulung oleh Pendeta Marthen Leiwakabessy, S.Th (ketua I MS), kedua peresmian gedung gereja GPIB Hosana Loa Ulung oleh Edi Damansyah (Bupati Kukar) dan Pendeta Paulus Kariso Rumambi (Ketua Umum MS), ketiga peresmian gedung serba guna Alpha Omega GPIB Efata Tenggarong oleh Pendeta Paulus Kariso Rumambi (Ketua Umum MS).

 

Senin, Agustus 29, 2022

 

Berawal dari ibadah rumah ke rumah dengan hanya 5 KK pada tahun 1989. Dan selama duabelas tahun masa penantian setelah peletakan batu pertama pembangunan gedung gereja (2010). Hari bersejarah itupun sudah mereka genggam (28/8/2022) dari Bakal Jemaat menjadi Jemaat Dewasa yang ke 331 GPIB dengan jumlah 86 KK atau 365 jiwa, dengan keunikan yang mereka miliki semua majelisnya perempuan.

 

GPIB Jemaat “HOSANA” Loa Ulung Kecamatan Tenggarong Seberang Kabupaten Kutai Kartanegara sah menjadi jemaat mandiri setelah penthabisan dan pelembagaan (28/8/22) di tandatangani oleh Pendeta Marthen Leiwakabessy, S.Th (ketua I MS) didampingi oleh Pendeta Jepry Yuwanto Daminto, S.Si-Teol, Pendeta Carolina LG Sumampouw Tarukla’bi, Yudiarta (ketua panitia), Filadelfia Bintaro (jemaat pendukung), Immanuel Samarinda (jemaat pendukung) dan Sumber Kasih Bontang (jemaat pendukung).

 

 

Usai penthabisan dan pelembagaan GPIB “Hosana” Loa Ulung oleh Pendeta Marthen Leiwakabessy, S.Th (ketua I MS) dalam ibadah minggu (28/8), kemudian disusul peresmian gedung gerejanya.

 

Edi Damansyah (Bupati Kukar) bersama Paulus Kariso Rumambi (Ketua Umum MS) membubuhkan tanda tangan di atas prasasti sebagai tanda peresmian gedung gereja, dan sekaligus membuka tirai plang nama GPIB “Hosana” Loa Ulung, disaksikan Pendeta Marthen Leiwakabessy, S.Th (ketua I MS), Pendeta Jepry Yuwanto Daminto, S.Si-Teol, para Pendeta Jemaat Efata, Pendeta Mupel Kaltim 2, Filadelfia Bintaro, Kabag Kesra dan Ass II Pemkab, Kepala Desa, Kapolsek Tenggarong Seberang, Danramil Tenggarong Seberang dan undangan lainnya.

 

 

Semangat yang luar biasa warga jemaat Hosana Loa Ulung dalam menyambut kemandiriannya. Semua warga jemaat gotong royong dalam mempersiapkan segalanya.

 

Panitia bergandengan tangan dengan warga jemaat Hosana Loa Ulung, juga dengan warga jemaat Efata Tenggarong, semua yang bertugas didalamnya dengan penuh suka cita mengikuti arahan Pendeta Marthen Leiwakabessy, S.Th (Ketua I MS) dalam gladi bersih tadi sore (27/8/22).

 

Jumat, Agustus 26, 2022

 

Menuju 28 Agustus 2022 akan menjadi tonggak bersejarah bagi warga jemaat Hosana Loa Ulung menjadi jemaat dewasa, karena pada tanggal itu jemaat ini akan di thabiskan menjadi GPIB Jemaat “HOSANA” Loa Ulung, artinya mereka akan berdiri sendiri dan berpisah dari induknya GPIB Jemaat Efata Tenggarong.

 

Segala persiapan sudah dilakukan, seluruh warga jemaat dengan rasa gembira menyambut hari bersejarah ini.

 

Rabu, Agustus 24, 2022

 

Sebanyak 74 orang calon Diaken Penatua terpilih di GPIB Jemaat Efata Tengarong, yang terdiri dari: 34 orang Efata Tenggarong, 15 orang Bajem Hosana Loa Ulung, 8 orang Bajem Maranatha Sebulu, 11 orang Pospelkes Getsemani Long Mesangat, dan 6 orang Pospelkes Ebenhaezer Long Hubung.

 

Beberapa tahapan pemilihan sudah mereka ikuti, mulai dari tahap pertama sampai dengan tahap kedua, dan membuat surat pernyataan bersedia menjadi Diaken Penatua.

 

Kamis, Agustus 18, 2022

 

Syukur atas karunia Tuhan bagi Bangsa Indonesia di hari ulang tahun yang ke 77 tahun, disikapi oleh warga jemaat GPIB Efata Tenggarong dengan mengadakan Ibadah Syukur (17/8).

 

Diawali dengan menyanyikan lagu Kebangsaan “Indonesia Raya”, disusul kemudian pembacaan Teks Proklamasi dan Pancasila.

 

Senin, Agustus 01, 2022

 

Gedung gereja GPIB Jemaat Efata Tenggarong diwarnai dengan beragam pakaian etnis dalam pelaksanaan ibadah minggu (31/7/22) seperti Toraja, Minahasa, Dayak, Batak, Jawa, dan beberapa etnis lainnya.

 

Ibadah kali ini memakai tata ibadah dari etnis Toraja, semua lagu-lagu berbahasa Toraja dan sesekali dibarengi dengan bahasa Indonesia.