ERAU ADAT KUTAI

ERAU Adat Kutai dilaksanakan dalam rangka HUT Kota Tenggarong yang ke 242 tahun (28 September 1782) pada tanggal 21 s/d 29 September 2024

Jumat, Juli 12, 2024

 

Berdedikasi dan sering memberi masukan dalam pelayanan, Dia adalah warga terbaik yang dimiliki oleh GPIB Efata Tenggarong, telah dipanggil Bapa yang empunya kehidupan, Dia telah memenangkannya dalam Mahkota Kristus, Mahkota kehidupan kekal.

 

Daniel Sirenden, lahir di Tanah Toraja pada 15 September 1956, dan telah dipangil bapanya pulang kerumahNya pada tanggal 7 Juli 2024 pukul 18.49 di RSU AM Parikesit Tenggarong Seberang, atau selama 68 tahun Tuhan memberikan nafas kehidupan di dunia ini.

 

Ibadah pelepasan dari rumah duka dipimpin oleh Ketua Majelis Jemaat (KMJ) GPIB Efata Tenggarong Pendeta Feggy Mariana Salindeho-Beslar, dari renungan 1 Timotius 6:11-12 dikatakan, “Dia telah memenangkannya dalam mahkota Kristus, mahkota keluarga adalah hidup yang kekal, dia telah menyelesaikan pesta iman dengan baik”.

 

“Hidup  adalah pertandingan iman hingga kita jadi pemenang dan layak mendapat hidup yang kekal”, jelasnya.

 

Almarhum merupakan ASN Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Pemkab Kukar), dengan jabatan terakhir Lurah di Kelurahan Jahab. Beliau meninggalkan 3 orang anak dan 4 orang cucu.

 

Di kesempatan ini, Camat Tenggarong Sukono hadir dan menyampaikan, “Atas nama Pemkab Kukar mengucapkan duka yang mendalam atas meninggalnya Bapak Daniel Sirenden, semoga Tuhan Yang Maha Esa memberkati beliau bersama keluarga”.

 

“Beliau pernah menjabat sebagai Lurah di Jahab, kami menyampaikan duka yang dalam, semoga apa yang telah diberikan kepada Pemkab Kukar semasa menjabat merupakan bentuk pengabdian kepada masyarakat dalam memberikan pelayanan, semoga amal ibadah beliau diterima oleh Tuhan Yang Maha Esa”, ujarnya.

 

Katanya lagi, “Persatuan dan kesatuan umat disini sangat luar biasa, saya menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada lingkungan sekitar, saling menghargai dan menghormati, sehingga apa yang terjadi hari ini merupakan bentuk toleransi yang bluar biasa ditengah-tengah masyarakat majemuk”

 

Sementara Loren Sirenden yang merupakan akan pertama dari almarhum sambil terisak dan sesekali menyeka airmatanya dengan tissu yang diberikan oleh isterinya menyampaikan, “Terima kasih adek-adekku (dengan menyebut namanya), isteriku, anak-anak sudah hadir dalam kehidupan kakek, kepada saudara-saudara yang datang silih berganti datang kepada kami untuk memberi kekuatan dan perhatian buat kami anak-anak dan cucu”.

 

“Terima kasih Bapak, Kakek, 22 tahun engaku memberi arti pelajaran tentang bagaimana untuk survive (bertahan hidup) dengan keterbatasan fisik, terima kasih juga arti kebersamaan yang engkau berikan pada anak-anak dan cucu, karena engkaulah yang mempersatukan kami”, katanya sambil terisak.

 

Seluruh warga Ikatan Keluarga Toraja (IKAT) Kukar dan Jemaat GPIB Efata Tenggarong memberi penghormatan yang terakhir.

 

Almarhum telah dimakamkan di tempat pemakaman milik GPIB Efata Tenggarong di Kelurahan Jahab, pada Kamis (11/7/2024) yang dipimpin oleh Pendeta Jemaat GPIB Efata Tenggarong Pospelkes Marantha Sebulu Pendeta Anthony Richard Pietersz.

 

Segenap warga jemaat GPIB Efata Tenggarong menyampaikan turut berduka cita yang sedalam-dalamnya, kiranya Tuhan Yesus Kristus memberikan penghiburan yang sejati bagi keluarga yang ditinggal.

***

www.tuanisianipar.blogspot.com

www.pariwisatakukar.wordpress.com

FB / IG /  youtube : Tuani Sianipar


Tidak ada komentar:

Posting Komentar