Berdedikasi
dan sering memberi masukan dalam pelayanan, Dia adalah warga terbaik yang dimiliki
oleh GPIB Efata Tenggarong, telah dipanggil Bapa yang empunya kehidupan, Dia
telah memenangkannya dalam Mahkota Kristus, Mahkota kehidupan kekal.
Daniel
Sirenden, lahir di Tanah Toraja pada 15 September 1956, dan telah dipangil
bapanya pulang kerumahNya pada tanggal 7 Juli 2024 pukul 18.49 di RSU AM Parikesit
Tenggarong Seberang, atau selama 68 tahun Tuhan memberikan nafas kehidupan di
dunia ini.
Ibadah
pelepasan dari rumah duka dipimpin oleh Ketua Majelis Jemaat (KMJ) GPIB Efata
Tenggarong Pendeta Feggy Mariana Salindeho-Beslar, dari renungan 1 Timotius 6:11-12
dikatakan, “Dia telah memenangkannya dalam mahkota Kristus, mahkota keluarga
adalah hidup yang kekal, dia telah menyelesaikan pesta iman dengan baik”.
“Hidup adalah pertandingan iman hingga kita jadi
pemenang dan layak mendapat hidup yang kekal”, jelasnya.
Almarhum
merupakan ASN Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Pemkab Kukar), dengan
jabatan terakhir Lurah di Kelurahan Jahab. Beliau meninggalkan 3 orang anak dan
4 orang cucu.
Di
kesempatan ini, Camat Tenggarong Sukono hadir dan menyampaikan, “Atas nama
Pemkab Kukar mengucapkan duka yang mendalam atas meninggalnya Bapak Daniel
Sirenden, semoga Tuhan Yang Maha Esa memberkati beliau bersama keluarga”.
“Beliau
pernah menjabat sebagai Lurah di Jahab, kami menyampaikan duka yang dalam,
semoga apa yang telah diberikan kepada Pemkab Kukar semasa menjabat merupakan
bentuk pengabdian kepada masyarakat dalam memberikan pelayanan, semoga amal
ibadah beliau diterima oleh Tuhan Yang Maha Esa”, ujarnya.
Katanya
lagi, “Persatuan dan kesatuan umat disini sangat luar biasa, saya menyampaikan
terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada lingkungan sekitar,
saling menghargai dan menghormati, sehingga apa yang terjadi hari ini merupakan
bentuk toleransi yang bluar biasa ditengah-tengah masyarakat majemuk”
Sementara
Loren Sirenden yang merupakan akan pertama dari almarhum sambil terisak dan
sesekali menyeka airmatanya dengan tissu yang diberikan oleh isterinya menyampaikan,
“Terima kasih adek-adekku (dengan menyebut namanya), isteriku, anak-anak sudah
hadir dalam kehidupan kakek, kepada saudara-saudara yang datang silih berganti datang
kepada kami untuk memberi kekuatan dan perhatian buat kami anak-anak dan cucu”.
“Terima
kasih Bapak, Kakek, 22 tahun engaku memberi arti pelajaran tentang bagaimana
untuk survive (bertahan hidup) dengan keterbatasan fisik, terima kasih juga
arti kebersamaan yang engkau berikan pada anak-anak dan cucu, karena engkaulah
yang mempersatukan kami”, katanya sambil terisak.
Seluruh
warga Ikatan Keluarga Toraja (IKAT) Kukar dan Jemaat GPIB Efata Tenggarong
memberi penghormatan yang terakhir.
Almarhum
telah dimakamkan di tempat pemakaman milik GPIB Efata Tenggarong di Kelurahan
Jahab, pada Kamis (11/7/2024) yang dipimpin oleh Pendeta Jemaat GPIB Efata
Tenggarong Pospelkes Marantha Sebulu Pendeta Anthony Richard Pietersz.
Segenap
warga jemaat GPIB Efata Tenggarong menyampaikan turut berduka cita yang
sedalam-dalamnya, kiranya Tuhan Yesus Kristus memberikan penghiburan yang
sejati bagi keluarga yang ditinggal.
***
www.tuanisianipar.blogspot.com
www.pariwisatakukar.wordpress.com
FB /
IG / youtube : Tuani Sianipar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar