Gereja
Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) boleh juga disebut gereja “Bhinneka
Tunggal Ika” karena warga jemaat didalamnya terdiri dari berbagai macam suku,
atau gereja “Indonesia” karena penduduknya terdiri dari berbagai macam suku
dari ribuan pulau yang tersebar di Indonesia.
Itulah
GPIB, jemaatnya beragam suku dan tarian daerah yang dimiliki oleh Jemaat Efata
Tenggarong. Untuk melestarikan dan mempererat anugerah berbeda yang diberkati
Tuhan, pada waktu-waktu tertentu dibuat ibadah minggu etnik.
Setelah
beberapa kali diadakan, minggu ini dibuat ibadah minggu etnik Nusa Tenggara
Timur GPIB Jemaat Efata Tenggarong yang dipimpin Pendeta Delila Yosarela Benu, Minggu (6/8/2023).
Jemaat
yang hadir mengenakan pakaian khas daerahnya masing-masing, sehingga membuat
suasana gedung gereja terlihat berbeda dan memanjakan mata.
Pujian
dalam tata ibadah ada yang menggunakan bahasa daerah dari masing-masing suku,
ada juga persembahan paduan suara menggunakan bahasa daerah.
Pendeta
jemaat GPIB Efata Tenggarong Pospelkes Getsemani Long Mesangat Pendeta Delila
Yosarela Benu dalam renungan 2 Sameul 9:1-2 menyampaikan, “Setiap orang
berharga dimata Tuhan, Allah ingin manusia terlibat dalam karyaNya,
pelayananNya, Tuhan melihat kemampuan sesorang untuk memimpin, seorang pemimpin
adalah atas kehendak Tuhan, bukan kehendak manusia”.
“Kita
membutuhkan Tuhan dalam kepemimpinan kita, agar kita sampai pada tujuan kita,
untuk mengarahkannya kepada Tuhan”, katanya.
Ibadah
minggu ini terkait juga perayaan HUT Persekutuan Kaum Bapak (PKB) GPIB ke-42.
Ada tiup lilin dan potong kue yang kemudian dibagikan kepada masing-masing
pengurus pelkat lainnya.
Gunakan
talenta yang diberikan Tuhan dengan baik buat melayaniNya, untuk membangun
persekutuan kita.
SELAMAT
ULANG TAHUN PELKAT PKB GPIB KE 42 (11 Juli 1981 – 2023)
Tuhan
Yesus Kristus Memberkati Pelayanan PKB.
www.tuanisianipar.blogspot.com
www.pariwisatakukar.wordpress.com
FB / IG / youtube : Tuani Sianipar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar