Berbeda
dari ibadah-badah minggu biasa sebelumnya, ibadah minggu ini menggunakan bahasa
Jawa dan Dayak, hal ini dilakukan karena ibadah minggu GPIB Jemaat Efata
Tenggarong bernuansa Jawa dan Dayak, Minggu (14/5/2023).
Di
awali dengan tarian Dayak sebagai pengantar Pendeta dan Majelis bertugas menuju
mimbar. Gemulai tarian penari Dayaknya membuat para jemaat terperangah
menyaksikannya.
Jemaat
dari suku Dayak memakai pakaian Dayaknya, suku jawa memakai pakaian Jawanya,
Toraja memakai pakaian Torajanya, Batak memakai pakaian ulosnya, NTB, NTT,
Manado, dan masih banyak suku lainnya yang dimiliki oleh GPIB Jemaat Efata
Tenggarong masing-masing memakai pakaian daerahnya.
Keberegaman
etnis yang dimiliki GPIB Jemaat Efata Tenggarong memiliki kasih persaudaraan
yang terlihat dan saling mengikat, ini terlihat jelas saat ada
kegiatan-kegiatan di Jemaat Efata sendiri.
“Jangan
merengek-rengek mencari Tuhan, ketika kamu mengalami pergumulan, kamu katakan
Tuhan tidak ada, dimana Tuhan. Tuhan sudah ada berjalan bersamamu, Dia ada di
sampingmu”, ujar Ketua Majelis Jemaat Pendeta Jepry Yuwanto Daminto.
“Tuhan
berjalan denganmupun kamu tidak tahu dan kenal, Ketidakkenalanmu dengan Tuhan,
membuat kita menjadi bodoh (Lukas 24 : 25), membuat matamu tertutup, karena
kesibukanmu dengan rencana kamu hingga lupa Firman Tuhan, sibuk
denganmasalah-masalah kamu, sibuk dengan duka batinmu” lanjutnya lagi.
“Pemberitaan
Kristus sampai ke daerah Dayak, Manado, Batak, Papua, sampai keseluruh dunia
yang dibawa murid-murid ke ujung bumi, sampai penggenapan selesai”
“JANGAN
MERENGEK-RENGEK MENCARI TUHAN,
TUHAN
SUDAH ADA BERJALAN BERSAMAMU”
www.tuanisianipar.blogspot.com
www.pariwisatakukar.wordpress.com
FB / IG / youtube : Tuani Sianipar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar