Satu
umat Tuhan terbaik yang dimiliki oleh GPIB Jemaat Efata Tenggarong Kab. Kutai
Kartanegara KALTIM, yang menjawab panggilan Tuhan Yesus sejak 1991 hingga 2020
menduduki jabatan sebagai Penatua tanpa putus sampai akhir hayatnya.
Penatua
Sarah Tandi Bua (61 tahun) lahir di Toraja pada 31 Desember 1959 meninggalkan
dua orang putri dan satu cucu. Semangat pelayanan yang dimiliki tidak pernah
berubah dengan setia melayani Tuhan Yesus sebagai seorang Penatua di GPIB
Jemaat Efata Tenggarong.
Sudah
dua puluh lima lokasi obyek wisata dari sembilan kecamatan yang sudah kami
survey guna mengetahui pola penyebaran wisatawan dan kepuasan pengunjung oleh
tim Analisis Pasar Pariwisata, Dinas Pariwisata Kab. Kutai Kartanegara.
Kali
ini (20/9) tim mengunjungi lokasi wisata Ambors dan Pantai Duta Pemedas di
Kecamatan Samboja.
Guna
mengetahui pola penyebaran wisatawan dan kepuasan pengunjung, kembali tim
Analisis Pasar Pariwisata Dinas Pariwisata Kab. Kutai Kartanegara (6/9)
melakukan survey ke lokasi wisata Pantai Biru Kersik di Kecamatan Marang Kayu.
Pantai
Biru ini tidak jauh jaraknya dari pantai Panrita Lopi di Kecamatan Muara Badak,
beberapa hari yang lalu saya posting melalui media ini. Juga tidak jauh
jaraknya dari kota Bontang sekitar 40 km atau 35-40 menit dengan kendaraan roda
empat.
Sasaran
kami selanjutnya untuk mencapai sasaran 3000 responden dalam rangka ‘Kepuasan
Pengunjung” dan “Pola Penyebaran Wisatawan” adalah Desa Wisata Kedang Ipil dan
Desa “Wisata Nelayan” Pela yang berada di Kecamatan Kota Bangun (29/8) Kab.
Kutai Kartanegara.
Tahun
ini (2020) Dinas Pariwisata Kab. Kutai Kartanegara melalui Kasi Analisis Pasar
Pariwisata kembali melakukan survey dengan manargetkan 3000 responden yang tersebar
di beberapa lokasi wisata, dengan melibatkan beberapa mahasiswa dari POLNES
Samarinda.
820
responden sudah disurvey di lokasi wisata Pulau Kumala Tenggarong dan Kota
Wisata Juang Sangasanga, kemudian di Pantai Indah Sambera dan Pantai Panrita
Lopi Muara Badak (23/8) dengan melibatkan dua orang mahasiswa dari POLNES
Samarinda.
Setelah
terlaksananya pelaksanaan Forum Group Diskusi (FGD) Kajian Pengembangan Kawaan
Wisata Kab. Kutai Kartanegara 4 agustus 2020 yang lalu oleh Dinas Pariwisata
Kab. Kukar dan bekerjasama dengan Tim konsultan dari Bandung di Hotel
Singgasana Tenggarong yang dihadiri dari beberapa Kecamatan yang mempunyai
kawasan wisata strategis, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, perhotelan,
pemerhati wisata, ASITA, HPI, forum desa wisata, asosiasi benda pusaka, forum
komunikasi media tradisional, Pokdarwis di 10 Kecamatan dan beberapa undangan
lainnya untuk menerima masukan, permasalahan yang dihadapi dan bagaimana
pemecahannya.
Selama
dua jam perjalanan kami menuju Kecamatan Sangasanga dengan menggunakan
kendaraan roda empat dari kota Tenggarong, ibu kota Kab. Kutai Kartanegara.
Sangasanga dijuluki sebagai Kota Juang, karena 73 tahun yang lalu atau tepatnya
tanggal 27 Januari 1947 terjadi peristiwa perebutan wilayah dengan masyarakat
sangasanga yang dijuluki dengan Peristiwa Merah Putih, karena wilayah
sangasanga kaya akan sumber daya alam seperti minyak bumi.
Pendeta
STH Kaihatu memberikan penyegaran iman kepada ratusan jemaat di GPIB Efata
Tenggarong – Kab. Kutai Kartanegara (24/1), disampaikan, bagaimana kita belajar
dari iman anak-anak yang sering kita keliru menilai anak-anak tidak bisa memuji
Tuhan, semakin kita dewasa makin sulit percaya karena kita memakai akal sehat.
Sejak
pagi kota Tenggarong sudah diguyur hujan, padahal sore hari akan digelar ibadah
perayaan natal Kerukunan Masyarakat Batak (KMB) Tenggarong Kab. Kutai
Kartanegara (11/1) tahun 2020, dan pada pagi harinya panitia akan disibukkan
dengan persiapan seperti dekorasi/perlengkapan, gladi bersih, dan mempersiapkan
konsumsi.
Tapi
semua dapat berjalan dengan baik dan lancar, walaupun pada malam harinya kota
tenggarong kembali diguyur hujan.