HORAS KUKAR – Menjamu Benua dilakukan sebelum prosesi adat Erau
berlangsung, yang berfungsi sebagai pembuka komunikasi dengan “mahkluk halus” yang hidup di dimensi
berbeda, dengan harapan mahkluk gaib tidak mengganggu upacara adat Erau.
Prosesi Menjamu Benua
sudah dilaksanakan pada sore Kamis (18/9/2025) pukul 15.00, yang melibatkan 7
orang dewa (dukun wanita), 7 orang belian (dukun pria), 7 pangkon bini, dan 7
pangkon laki. Selama ritual dilakukan akan diiringi oleh gamelan dan gendang.
Menjamu Benua
dipusatkan di 3 titik lokasi seperti, Kepala Benua, Tengah Benua, dan Buntut
Benua.
Mereka akan membawa sesajen yang diletakkan di titik-titik yakni Kepala
Benua di Kelurahan Mangkurawang, Tengah Benua di depan Keraton, dan Buntut
Benua di Kelurahan Timbau.
Titik kepala benua berada di paling utara atau bagian hulu dari
Tenggarong. Sementara tengah benua adalah pusat wilayah Tenggarong dan buntut
benua berada disisi selatan Tenggarong atau bagian hilir. Setelah sampai di
lokasi, belian dan dewa akan meletakkan jajak 41 atau 41 jenis kue di atas
juhan 7 tingkat, satu ekor ayam panggang yang bulunya dan seluruh isi perutnya
dimasukkan dalam tembelong atau tempat dari daun pisang. Saat ritual, pakaian
Sultan dibawa sebagai pengganti kehadirannya secara fisik.
Rombongan berangkat dari kediaman Sultan menuju tiga titik dan
meletakkan sesajian di masing-masing titik. Setelah itu, dewa menghadap ke
Sungai Mahakam membacakan mantra.
Lalu dewa melakukan Besawai atau pembacaan doa sambil menebarkan beras,
bunga dan lainnya. Rombongan kemudian menuju ke tengah benua dan terakhir di
buntut benua untuk melakukan ritual yang sama.
***
www.tuanisianipar.blogspot.com
www.pariwisatakukar.wordpress.com
FB / IG /
youtube : Tuani Sianipar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar