Persidangan Sinode Tahunan (PST) GPIB 2024

Persidangan Sinode Tahunan (PST) GPIB 2024 akan dilaksanakan di Musyawarah Pelayanan Kalimantan Timur II sebagai tuan rumah

Senin, Maret 05, 2012

Tenggarong, Lembaga Pemasyarakatan kelas II B yang diresmikan oleh Drs. H.A.M.Sulaiman (Bupati Kepala Daerah Tingkat II Kutai) pada tanggal 17 Agustus 1995 menjadi tujuan kunjungan Panitia Natal/Paskah GPIB Efata Tenggarong pada Sabtu,3 Maret 2012 pukul 10.00 wita. Perkunjungan dipimpin oleh Pdt.Roslyn Manopo,S.Th didampingi beberapa panitia dari Gerakan Pemuda.

Kejadian 8:15-19 yang merupakan renungan ibadah perkunjungan yang menceritakan: apa yang dialami masa-masa sengsara, Nuh dan keluarganya mendapatkan keselamatan, manusia telah merusak ciptaan Tuhan, dan manusia tidak pernah insyaf, sampai Allah menyesal menciptakan manusia, dan melalui air bah manusia dilenyapkan, tapi masih ada yang setia kepada Allah, pekerjaan Allah nyata kepada manusia bagi yang setia pada Allah, bergaul akrab dengan Allah, karya Allah dinyatakan bagi keleuarga Nuh.

Sebagai rasa kepedulian dan kebersamaan, panitia memberikan bantuan berupa perlengkapan mandi bagi warga binaan dan makan bersama. Menurut salah satu warga binaan, bahwa mereka rindu dikunjungi, dengan adanya kunjungan seperti ini kami senang ada yang mau peduli, berbagi dan kami merasa tidak ditinggalkan. Kami berharap ada pelayanan dari gereja lain, karena yang selama ini kami hanya dilayani oleh Pdt.Yorinawa Salawangi,S.Th, "ujarnya." Kami berharap agar kunjungan seperti ini jangan berhenti sampai disini saja, agar kami yang terkurung disini diberi semangat, motivasi dan dorongan, dan kami ingin agar kegiatan ini jangan hanya di Lapas saja tapi bisa diadakan diluar lapas agar lebih akrab, saling mengenal dan menguatkan.

Warga binaan nasrani yang ada di lapas kelas II B Tenggarong ini sebanyak 42 orang, terdiri dari 38 orang laki-laki dan 4 orang wanita, rata-rata usia laki-laki masih muda, sementara wanita sudah memasuki usia lanjut.

Sapto Nugroho (petugas keamanan Lapas) yang sudah 22 tahun bertugas dalam sambutannya mengatakan, jangan merepotkan orang lain, sebagai orang percaya jangan pernah meninggalkan Tuhan supaya kamu jangan tersesat. Disela-sela sambutannya Sapto Nugroho menyampaikan pengalamannya ketika masih muda: ketika saya muda, saya jarang ke gereja, dan setelah saya menikah saya lebih dekat dengan Tuhan dan semua kehidupan saya berbalik arah, hidup lebih tenang, saya bertahan karena kemurahan Tuhan.

Warga Binaan:
Ibarat motor/mobil, kalau motor/mobilnya rusak dibawa ke bengkel, kalau masyarakat rusak dibawa ke lapas lalu doperbaiki, keluarnya sudah baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar