Persidangan Sinode Tahunan (PST) GPIB 2024

Persidangan Sinode Tahunan (PST) GPIB 2024 akan dilaksanakan di Musyawarah Pelayanan Kalimantan Timur II sebagai tuan rumah

Kamis, November 25, 2010

Seminar Sehari tentang Pengembangan Wisata

Seminar Sehari Tentang Pengembangan Wisata,
dengan Tema: Membuka Cakrawala Sejarah dan Budaya Kutai untuk Mendukung Pembangunan Monumen Gong Perdamaian Nusantara dalam rangka Meningkatkan Kunjungan Wisata di Kabupaten Kutai Kartanegara.
oleh: Djuyoto Suntani (Presiden Komite Perdamaian Dunia)

menyampaikan materi dalam Seminar Sehari (Kamis,25/11) di Kedaton Kesultanan Kutai Kartanegara. Dalam seminar ini para peserta berasal dari SKPD Instansi terkait, Guru, Mahasiswa, SMU, Kepolisian, Budayawan, dlsb.

Sambutan Rita Widyasari (Bupati Kutai Kartanegara) yang dibacakan oleh Drs.H.Fahrodin (Plt. Kadis Budpar Kukar) menyampaikan, Gong Perdamaian Nusantara ini yang merupakan Sarana Persaudaraan dan Pemersatu Nusantara dapat menjadi nilai tambah dan menjadi wisata handalan, sektor pariwisata akan menjadi harapan konsep pembangunan berkelanjutan, sejarah yang kita miliki mestinya kita ketahui untuk kita miliki.

Kemudian setelah masa istirahat, dilanjutkan dengan penyampaian materi: Periodesasi Ras Nusantara Memimpin Peradapan Dunia.
1. Periode Nusantara Purba
a. Pada 13.000-12.000 tahun Sebelum Masehi, Ras Nusantara dikenal sebagai Bangsa Atlantis menjadi "Pusat Peradaban Dunia".
b. Semua Peradaban besar dunia, seperti peradaban Mesir, Yunani, Romawi, Babilon, Mesopotania, India, China, Maya, Inca, Aztek, Persia, Yahudi, dll, berasal dari Nusantara Purba.
c. Ras Nusantara adalah Ras Unggul yang melahirkan semua peradaban besar dunia.

2. Periode Nusantara Zaman Masehi
a. Pada abad 0-1 Masehi Dinasti Warman di Kutai menyatukan Nusantara. Dinasti Warman yang dimulai=Mula, Mulawarman, berkembang menyatukan Nusantara sampai pada masa Jayawarman yang pusatnya bergeser di Kamboja sekarang. Masa Jaya 70 tahun, kemudian pecah menjadi kerajaan-kerajaan kecil.
b. Tujuh abad kemudian (abad 7-8) bersatu lagi dalam Panji Kerajaan Sriwijaya di palembang sekarang. Masa jaya Sriwijaya berumur 70 tahun, kemudian pecah menjadi kerajaan-kerajaan kecil di Nusantara.
c. Tujuh abad kemudian (abad 14-15) bersatu lagi melalui kerajaan majapahit di Mojokerto-Jawa Timur sekarang. Usia 70 tahun, Majapahit melemah menjadi banyak kerajaan-kerajaan kecil di nusantara.
d. Tujuh abad kemudian (abad 20-21) bersatu lagi melalui Republik Indonesia dengan pusat di Jakarta. Menjelang usia 70 tahun (tahun 2015), Indonesia mulai banyak masalah, dirundung pertikaian.
e. Apakah HUT RI ke-70 tahun 2015, Ras Nusantara yang bersatu dalam Negara Republik Indonesia bakal "pecah" lagi?
f. Tugas kita bersama untuk mencegah jangan sampai pecah. Salah satu caranya yaitu melalui penciptaan dan pembangunan Monumen Nusantara Raya "Gong Perdamaian Nusantara" di Kutai Kartanegara ini yang menampung seluruh aspirasi daerah dalam "satu Gong".

3. Siklus Tujuh Abad Bersatu, 70 tahun Pisah
a. Ras Nusantara Zaman masehi punya hitungan siklus kehidupan tiap tujuh abad selalu bersatu, namun pada usia 70 tahun persatuan melemah, lantas bercerai. Masing-masing tokoh/raja bukin kerajaan-kerajaan (negara-negara kecil).
b. Uni Soviet dan Yugoslavia pecah pada usia 70 tahun. Uni Soviet yang super power, pada usia sekitar 70 tahun tiba-tiba pecah menjadi 15 negara merdeka. Yugoslavia pada usia sekitar 70 tahun, tiba-tiba pecah menjadi 6 negara.

4. "Gong Perdamaian Nusantara" sebagai Pemersatu Nusantara
a. kalau kita sudah tahu bahaya didepan mata yang mengancam perpecahan, maka mari kita sama-sama untuk mencegah. Salah satu caranya adalah dengan spirit "Gong Perdamaian Nusantara" sebagai "Sarana Persaudaraan dan Pemersatu Nusantara".
b. Dalam struktur "Gong Perdamaian Nusantara" diakomodir secara adil semua logo/symbol daerah sehingga tidak boleh ada yang merasa tidak diperhatikan.

5. Membawa Kejayaan Ras Nusantara Raya
a. Dibali ancaman perpecahan, mari kita sama-sama bangkit bersatu untuk membangun, mengangkat dan membawa Kejayaan Ras Nusantara Raya agar mampu memimpin Peradaban Dunia sebagaimana dilakukan nenek moyang dulu.
b. Dari spirit Monumen Raya "Gong Perdamaian Nusantara" di Kutai Kartanegara ini diharapkan sebagai lokomotif menuju kejayaan Ras Nusantara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar