Menjelang Tahun Baru 2010, seluruh dunia telah bersiap-siap menyambut datangnya Tahun Baru. Tak terkecuali di Indonesia, khususnya di Tenggarong-Kutai Kartanegara, ada keramaian bahkan kebisingan yang sangat luar biasa yang datang dari terompet-terompet yang dijual seharga Rp.7.500,--Rp.15.000,-, musik-musik yang dipasang dihalaman rumah sambil berjoget membuat telinga semakin mau meledak, tidak tahu mana yang harus diengar, karena rata-rata semua memasang musik, percikan warna-warni digelapnya malam datang dari kembang api dan petasan semakin membuat semaraknya tahun baru, tak ketinggalan bakar jagung, muda-mudi dengan kelompoknya berkumpul di tempat santai/obyek wisata seperti pinggiran sungai, dibawah jembatan Kutai Kartanegara, dsb.
Inilah tradisi dunia tentang pergantian Tahun Baru, bahwa kebisingan dan cahaya petasan akan menambah harapan/rejeki di tahun baru, atau tinggalkan segala perbuatan tidak baik di tahun lalu dan songsong tahun penuh harapan, padahal tiap tahun gitu-gitu aja, tanpa kebisingan pun bisa kita songsong tahun baru.
Efek dari tradisi tersebut, banyak kejadian yang tidak diinginkan seperti yang kita lihat baru-baru ini, sekelompok telah mebuat huru hara dengan merusak mobil-mobil yang lewat, terpaksa aparat keamanan menjadi pusing tujuh keliling. Bukan hanya itu saja, ketika kita melaksanakan ibadah pergantian tahun sangat mengganggu. Ini sangat kami rasakan ketika kami mengadakan ibadah pergantian tahun di rumah Bapatua dr.Sahat Sianipar,M.Ph, dan dipimpin langsung oleh beliau dari Yesaya 9:4. Dalam doa pribadi masing-masing kami mengucapkan rasa syukur kami atas karunia Tuhan di tahun 2009 yang lalu, dan semoga di tahun 2010 Tuhan selalu memberkati kami.
Terima kasih Tuhan atas berkat yang Engkau berikan bagi kami
Tuhan Yesus Kristus Memberkati
tuani sianipar
SELAMAT NATAL
Sabtu, Januari 02, 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar