Persidangan Sinode Tahunan (PST) GPIB 2024

Persidangan Sinode Tahunan (PST) GPIB 2024 akan dilaksanakan di Musyawarah Pelayanan Kalimantan Timur II sebagai tuan rumah

Senin, Agustus 27, 2012

Pembinaan merupakan bentuk pelayanan dari sebuah gereja yang sangat penting, karena darisanalah sumber daya insani dapat berkembang dengan baik sehingga gereja menjadi tetap eksis walau diterpa dengan badai apapun. Dengan adanya sumber daya yang memadai maka dengan sendirinya pelayanan tersebut akan kokoh dan kuat.
Sejalan dengan itu, Mupel Kaltim 2 yang dipanitiai oleh Jemaat Immanuel Samarinda selama 2 hari (24-25 Agustus 2012) mengadakan pembinaan lanjutan bagi Pelayan/Pengurus Pelkat Persekutuan Teruna. Pembinaan Tingkat Lanjutan ini merupakan kelanjutan dari Pembinaan Dasar yang telah dilaksanakan 29-30 Oktober 2011 di Jemaat Sumber Kasih Bontang. Sebanyak 30 peserta yang terdaftar di panitia dari 12 Jemaat yang ada di Mupel Kaltim 2 mengikuti pembinaan ini, tapi sayang dari Jemaat Marantha Sangasanga tidak mengutus pelayan/pengurusnya karena menurut informasi jemaat sangasanga tidak mempunyai pengurus/pelayan teruna karena anak layan teruna juga tidak ada.

Pdt.Abraham Supriyono,S.Si (Ketua BP Mupel Kaltim 2) secara resmi membuka pembinaan ini dengan ditandai pengalungan tanda pengenal kepada 2 orang kakak layan Hendri Sianipar (Efata Tenggarong) dan Mike (Bengalon), dalam sambutannya beliau mengatakan bahwa tujuan pembinaan inhi adalah agar mendatangkan kemajuan dan prospek yang indah dalam tingkat Pelayanan Kategorial GPIB Mupel Kaltim 2 dan melengkapi para pelayan dan pengurus, bersatu padu dan lebih mantap, memiliki kebersamaan. Secara rinci beliau juga menjelaskan bahwa di Mupel Kaltim 2 terdiri dari 12 Jemaat dan 25 Pospelkes dari jemaat yang latar belakang berbeda, kita ingin ke-6 pelkat tumbuh dan berkembang, pelayanan teruna relatif maju, banyak dan bersemangat tinggi. Beliau juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dewan Teruna atas kesediaannya mau datang jauh-jauh dari Jakarta dan juga kepada Pendeta Dinka yang telah memberikan renungan dalam ibadah pembukaan.

Hari pertama (24/8), Lusiana Siahaan (Wakil Ketua Dewan Teruna) menyampaikan 3 materi seperti, IMPT Sebagai Fungsi Ibadah dan Pengajaran, Teruna dan Era Globalisasi, Memahami Dinamika Kehidupan Teruna, menguraikan bahwa dalam ibadah teruna tidak hanya menyampaikan Firman Tuhan saja tapi juga harus bisa sebagai pengajar agar ada penambahan pengetahuan dan keterampilan teruna, karena di teruna bukan hanya siraman rohani saja tapi juga bagaimana mereka nanti menghadapi masa depan, maka selain disekolah di IMPT juga mereka dibekali pengetahuan-pengetahuan agar mereka tidak mudah tergoda/terperosok kedalam hal-hal duniawi. Lusiana Siahaan juga menjelaskan pengaruh-pengaruh di Era Globalisasi terhadap teruna, agar mereka tidak mudah larut atau terjerumus dengan tidak adanya batasan-batasan dunia terhadap perkembangan anak layan. Pengaruh-pengaruh negatif yang mudah didapat melalui internet bisa mempengaruhi spiritualitas si anak. Selain itu juga dijelaskan dinamika kehidupan si anak layan, pelayan juga harus memperhatikan dinamika anak layan yang tersembunyi, ibarat gunung es jangan memperhatikan luarnya saja tapi juga didalamnya.

Hari kedua (25/8), Viktori S, menyampaikan 2 materi seperti, Menjadi Pendamping Teruna yang Efektif dan Teknik Evaluasi. Dalam materi ini Viktori S menjelaskan bagaimana memahami pendampingan dan teknik pendampingan. Bagaimana para pelayan dituntut menjadi konselor bagi anak layan, membantu anak dalam pemecahan masalahnya.

Apa yang didapat selama pembinaan tingkat dasar dan tingkat lanjutan sepertinya tidak cukup jika hanya dilaksanakan pada saat IMPT saja tapi bagaimana menimplementasikannya kedalam kehidupan anak layan. Salah satu untuk menimplementasikannya adalah melalui program kerja di teruna, tapi lagi-lagi kendala yang dihadapi adalah para majelis yang tidak paham kondisi di teruna dan ketua III tidak mendukung saat persidangan pleno penentuan anggaran atau kegiatan. Penulis menyarankan bagaimana dalam pembinaan selanjutnya ada program dari Dewan atau Majelis Sinode (Ketua III) membuat pembinaan terhadap seluruh ketua III yang ada di jemaat menjelaskan bagaimana kondisi di pelkat, agar ketua III tidak beranggapan pelkat hanya menghabiskan kas jemaat saja. Gereja bukan Bank yang mengumpulkan uang, tapi harus dibagi dipakai buat pelayanan.

Pdt.Abraham Supriyono,S.Si, dalam sambutan penutup mengatakan, selama dua hari kita akan meninggalkan kenangan, semua ini pekerjaan Tuhan, kita akan bawa pelayanan kita setiap hari, selama dua hari kita memperoleh pembinaan, kita bersyukur banyak kakak layan tapi sedikit yang terpilih, kita semua merupakan tim kecil dalam Mupel Kaltim 2, ini adalah buah yang manis. Beliau berharap agar tetap tegar, bertekun dalam pekerjaan Tuhan, berkat selama dua hari ini kita semua termotivasi buat anak layan menjadikan mereka anak sukses dan berguna bagi Tuhan, apakah mereja nanti menjadi pendeta, dll. Beliau juga menyampaikan agar kita semua saling mendoakan, kakak layan di jemaat lain mendoakan kakak layan di jemaat lainnya, dst. Terima kasih buat kakak-kakak layan dan juga Dewan Teruna yang jauh-jauh datang ke Samarinda (bumi kaltim) meninggalkan keluarga, salam hangat dari Kaltim 2.

Dengan penuh syukur Pembinaan Tingkat Lanjut Mupel Kaltim 2 resmi ditutup, sampai jumpa di kemudian hari.

Cat.
1. Pelayan Teruna adalah "Mendidik bukan Mencari Citra"
2. Wawancara penulis dengan Viktori S (Dewan Teruna) mengatakan bahwa masih ada pelayan/pengurus teruna yang belum dalam tahap pembinaan sampai sekarang.
3. Ketua III perlu juga diberi pembinaan soal pelkat agar mengerti soal pelkat dan programkerjanya.
4. Seluruh pengurus/pelayan teruna kalau ada pembinaan ditekankan wajib ikut supaya implementasinya/penyampaian didikan bisa sejalan/sepaham.
5. Gereja bukan Bank mengumpulkan uang tapi dibagi dipakai buat pelayanan

tuani sianipar



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar