KETUA
UMUM MAJELIS SINODE TUTUP BULAN PELKES GPIB
Pendeta
Paulus Kariso Rumambi (Ketua Umum MS) memimpin ibadah penutupan Bulan Pelkes
GPIB Tahun 2022 (26/6) di Jemaat Efata Tenggarong Bajem Hosana Loa Ulung.
Kita
semua yang hadir disini bukan karena mau-maunya kita, tapi karena diundang,
diutus Tuhan. Kita semua untuk menyertai DIA, mengutus memberitakan Injil
(bersaksi).
Persiapan
terus dimatangkan untuk ibadah penutupan Bulan Pelkes GPIB di Jemaat Efata
Tenggarong Bajem Hosana Loa Ulung (yang akan dilembagakan pada bulan Agustus
nanti).
Mulai
dari penataan bangku, multimedia, simulasi memberi persembahan kedepan, cara
penyampaian warta jemaat secara singkat, posisi duduk yang tepat saat
beribadah.
Bulan
Pelkes GPIB masih berlanjut dari sore sampai malam di Bajem Hosana Loa Ulung
(24/6), dengan pembinaan-pembinaan yang diberikan seperti, Mengenal Perangkat
Teologi GPIB dan Nyanyian Jemaat dan Musik Gereja.
Pakar-pakar
dibidangnya seperti, Pendeta Eufrasia Raiuntung (KMJ Sumber Kasih Bontang),
Pendeta Dra. Yvonne Taroreh Loupatty, M.Min (KMJ Filadelfia Jakarta). Mereka
menguraikan secara tegas, simple dan bercanda tentang Perangkat Teologi GPIB
dan bahwa musik gereja merupakan unsur penting dalam beribadah, tak terpisahkan
dalam ibadah, ekspresi jiwa dan hati.
Setelah
bermalam semalam di GPIB Jemaat Efata Tenggarong (23/6), tim Pelkes GPIB dibagi
beberapa tim, seperti Bajem Hosana Loa Ulung, Bajem Maranatha Sebulu, Pospelkes
Getsemani Long Mesangat dan Pospelkes Ebenhaezer Long Hubung.
Tim
Hosana Loa Ulung di arsiteki Pendeta Marthen Leiwakabessy (Ketua I MS), setelah
perkenalan dengan jemaat setempat, langsung tancap gas melakukan pengecatan
gereja dan konsistori.
Puluhan
Kakak Layan sekolah minggu dan Teruna yang ada di GPIB Efata Tenggarong serta
Bajem dan Pospelkesnya diberi pembekalan (23/6) oleh Pendeta Katte Fonny
Baharama Pattipellohy (Emeritus).
Katte
Fonny menguraikan bagaimana cara meningkatkan kualitas bercerita di ibadah
sekolah minggu, seperti menggunakan alat peraga, tehnik bercerita, waktu
bercerita, dan kreasi menggunakan boneka.
Jabatan
Penatua sudah diembannya sejak tahun 1985 s/d 2017 di GPIB Jemaat Efata
Tenggarong. Sampai dimasa pensiunnya dari dunia pendidikan (guru) aktif di persekutuan
kaum bapak, dan terakhir di persekutuan kaum lanjut usia. Beliau merupakan salah
satu warga jemaat terbaik yang dimiliki Efata Tenggarong.
Penatua
Sidharta (72 tahun) lahir di Malang pada 11 Maret 1950 meninggalkan empat orang
anak dan tujuh orang cucu. Pembawaannya yang kalem dan gaya bicara yang lembut
terlihat ketika masih aktif dalam pelayanannya, semangat pelayanan yang
dimiliki tidak pernah berubah dan setia kepada Tuhan Yesus sampai pada akhir
hayatnya.